#: locale=en ## Tour ### Title tour.name = Museum DPR RI ## Skin ### Button Button_1209908C_3813_F4C3_41B2_DC3252A98BA8.label = Museum DPR RI Button_1535722B_3815_37C6_41B5_C48F08219DD1.label = Ruang Rapat Paripurna I Button_16C6DACC_3815_F443_41C5_A2A46BB2A231.label = Koleksi 360 ### Multiline Text HTMLText_1DD7C06C_0902_68D3_414E_B466D199FB60.html =
Cenderamata "Vinca Ladies"
Belgrade, Yugoslavia
Cendera Mata berwujud patung tanah liat, yang ditempatkan dalam wadah beralas kayu bertutup kaca mika dengan keterangan patung dituliskan pada tiap sisi kanan-kiri mika.
HTMLText_A4FD2125_E41E_51B7_41D3_24515F22F220.html =
Wall Projection Mapping Sejarah DPR RI
HTMLText_A4FEC135_E41E_5197_41E2_29F60977E8E8.html =
Sebelum kita menjelajahi museum secara lebih jauh, di Zona Transisi Museum, terdapat fitur digital Wall Projection Mapping yang menampilkan sejarah Ketua, Gedung, dan aktivitas DPR RI dari masa ke masa. Selain itu, terdapat informasi mengenai berbagai fitur digital yang ada di Museum DPR RI.
HTMLText_A720C7F6_E4FA_5092_41E3_ECCDF4DBFE48.html =
Meja dan Kursi BP KNIP Yogyakarta
HTMLText_A73E87F6_E4FA_5092_41B2_345888A133E2.html =
Meja dan kursi sidang Badan Pekerja KNIP ini mulai dipakai tahun 1947 saat sekretariat BP KNIP pindah ke Yogyakarta dengan menggunakan bekas Loji Teosofi di Jalan Malioboro 16. Meja-kursi sidang dibagi untuk pimpinan dan anggota. Meja dan kursi sidang ini berbahan kayu jati berwarna cokelat gelap. Untuk kursi, terdapat pula bahan rotan sebagai sandaran bahu dan tempat duduknya.
Di masing-masing meja, terdapat tempat untuk menaruh asbak berbentuk lingkaran. Setelah KNIP bubar pada tahun 1950, meja dan kursi ini kemudian dipakai untuk DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dan sekarang, meja dan kursi ini menjadi koleksi tertua yang dimiliki oleh Museum DPR RI.
HTMLText_A7C9D63C_E41A_D396_419C_5AEE19A3DF9B.html =
Kamu dapat berinteraksi dengan Museum DPR RI lewat media sosial yang dipajang di layar sentuh ini. Kamu juga dapat membaca berbagai postingan Museum DPR RI di media sosial. Dan, jangan lupa ikuti kami di media sosial Instagram, Facebook, dan Twitter, di @museumdpr
HTMLText_A7CBA63C_E41A_D396_4193_33E28E65F53D.html =
Totem Layar Sentuh
HTMLText_C052C4CF_DE95_0F28_41E5_FE1E4CB5067D.html =
Untuk pertama kali dalam sejarah, Indonesia mengadakan Pemilihan Umum (Pemilu), yaitu, pada tahun 1955. Pemilu dibagi dalam dua sesi, yaitu, pada 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR dan 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Konstituante. Dalam pemilihan anggota DPR, jumlah pemilih yang menggunakan hak suaranya mencapai 43.104.464 jiwa atau 55, 27 % dari daftar pemilih tetap yang mencapai 77.987.879 jiwa. Pada tanggal 25 Maret 1956, anggota DPR terpilih kemudian dilantik oleh Presiden Soekarno. DPR Hasil Pemilu Tahun 1955, melanjutkan tugas DPR Sementara dalam sistem Demokrasi Parlementer yang dipakai oleh Indonesia dalam kurun waktu 1950-1959. DPR punya wewenang yang besar dalam mengontrol pemerintahan sehingga dapat menurunkan Perdana Menteri dan kabinetnya bila dinyatakan gagal menjalankan pekerjaan. DPR Hasil Pemilu 1955 bubar pada 1 Juli 1959 setelah Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden. Setelah itu, Indonesia memakai sistem politik Demokrasi Terpimpin dimana kekuasaan eksekutif lebih besar dibanding legislatif.
HTMLText_C053E4CF_DE95_0F28_41E8_6C5BB9662A08.html =
DPR Hasil Pemilu Tahun 1955
HTMLText_C3E6FF81_DD75_1918_41A3_DF882DBC2E9E.html =
Pasca perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB), bentuk negara Indonesia berubah menjadi negara federal atau serikat dan berubah nama menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS). Hal itu turut mengubah struktur lembaga perwakilan di Indonesia. Pada, 15 Februari 1950, berdirilah DPR RIS yang terdiri dari perwakilan-perwakilan negara bagian (kecuali Negara Bagian Pasundan). Pada masa itu, RIS memiliki sistem dua kamar lembaga perwakilan, yaitu, DPR dan Senat. Hampir sama seperti DPR, Senat juga terdiri dari perwakilan-perwakilan negara bagian, hanya jumlah anggota dan wewenangnya saja yang berbeda dibandingan DPR RIS. DPR dan Senat RIS berkantor di bekas Gedung Societeit Concordia Batavia, yang terletak di Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng, Jakarta). Usia DPR dan Senat RIS tidak panjang karena pada 16 Agustus 1950, terjadi reunifikasi negara-negara bagian kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
HTMLText_C3E75F81_DD75_1918_41DD_E00B71789E21.html =
DPR Republik Indonesia Serikat (DPR RIS)
HTMLText_C3F488A5_DE8D_071B_41E4_3BF27DC6BAA0.html =
DPR Sementara
HTMLText_C3FBB8A5_DE8D_071B_41E9_8F72092EFB1C.html =
DPR Sementara berdiri pada 16 Agustus 1950 yang keanggotaannya merupakan gabungan dari anggota DPR RIS, Senat RIS, Badan Pekerja KNIP, dan Dewan Pertimbangan Agung. Dinamakan DPR Sementara karena Anggota Dewan yang terpilih, tidak lewat Pemilihan Umum (Pemilu). Meski begitu, DPR Sementara bekerja secara penuh menjalankan tugasnya sebagai lembaga perwakilan. Dibuktikan dengan besarnya pengaruh DPR Sementara terhadap turunnya lima Perdana Menteri (PM) beserta kabinetnya selama periode DPR Sementara (1950-1956). Pada masa DPR Sementara, untuk pertama kali Pemilihan Umum (Pemilu) diadakan, yaitu, pada 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR dan 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Konstituante. Pada 25 Maret 1956, DPR Sementara mengakhiri masa baktinya dan digantikan oleh DPR Hasil Pemilu Tahun 1955.
HTMLText_C41A1ABB_DDB7_1B6F_41D8_62DF5EBA103E.html =
Volksraad dalam Bahasa Indonesia berarti Dewan Rakyat. Volksraad merupakan lembaga parlemen pertama yang dibentuk Pemerintah Kolonial di Hindia Belanda. Anggota Volksraad terdiri dari tiga golongan atas dasar ras, yaitu: Eropa, Timur Asing, dan Pribumi. Anggota Volksraad juga mewakili kalangan politisi, pengusaha, intelektual, dan sebagainya. Volksraad pertama kali bersidang pada 21 Mei 1918. Volksraad menempati gedung yang berada di Jalan Hertogspark, Weltevreden, Batavia (sekarang Jl. Pejambon, Jakarta). Meski dianggap tidak menjalankan fungsinya sebagai penyalur aspirasi rakyat, para kaum nasionalis menggunakan Volksraad sebagai media perjuangan, seperti: M.H. Thamrin, Abdul Muis, Moh. Yamin,Mangkunegara VII, Agus Salim, HOS Tjokroaminoto, dan sebagainya. Volksraad bubar pada tahun 1942 atau saat pendudukan Jepang. Sekarang, gedung Volksraad menjadi Gedung Pancasila yang masuk dalam Kompleks Kementerian Luar Negeri RI.
HTMLText_C41DEABB_DDB7_1B6F_41E1_CEE7D8A1CCF5.html =
Volksraad
HTMLText_C51B036A_DFDF_CD5B_41B1_F5555C139C42.html =


Pada bagian ini adalah sekilas sejarah kecil dari Sekretariat Jenderal DPR RI di tahun 1950. Sekretariat Jenderal DPR RI adalah lembaga yang membantu kinerja keseharian DPR RI. Mulai dari pencatatan sidang, surat-menyurat, hingga bagian kendaraan.
HTMLText_C51F2337_DFDF_CECA_419C_89413191EC13.html =
Galeri Foto Sekretariat Jenderal DPR Tahun 1950
HTMLText_C541F4CC_DFC9_4B5F_41A2_7AB1D11801B5.html =
Medali Parlemen Malaysia
HTMLText_C55DE502_DFC9_4ACB_4172_9C398B102C1C.html =
Cendera Mata berwujud piring dengan ukiran sepasang laki dan perempuan berbusana melayu yang berlatar pemandangan pedesaan di malam
hari dengan tulisan "Malaysia" dan
di bawahya "Compliments From Parliament of Malaysia".
Terbuat dari Timah asli 97%.
HTMLText_C5F5C4E7_DFD8_CB49_41E6_EF57894104FD.html =
Cendera mata berupa medali berwarna keemasan dengan tulisan arab dan sebuah bangunan di tengahnya, diletakkan dalam plakat berwarna abu-abu dan bendera Algeria/Aljazair di atas medalinya.
HTMLText_C5F654C7_DFD8_CB49_41E3_7AFD788CF8D6.html =
Cenderamata Algeria atau Aljazair
HTMLText_C6337530_DFCB_4AC7_41C8_EEA596C2B6F4.html =
Medali berwarna perak ini memiliki motif tanaman yang mengelilingi lambang Intelejen Nasional Turki, bertuliskan Milli Istihbarat Teskilati. Kunjungan dilakukan pada tahun 2011 ketika Komisi I Melakukan Kunjungan Kerja ke Turki.
HTMLText_C63D451F_DFCB_4AF9_41E2_3D117BEF28BD.html =
Cenderamata dari Intelijen Turki
HTMLText_C649B43F_DFC9_CB28_41D3_1CEF1B9B03CC.html =
Cenderamata Rusia
HTMLText_C64B946F_DFC9_CB59_41D5_55F09906ED4A.html =
Cendera mata ini berwarna emas dengan tulisan Russian Defence Export dan Rosoboroneexport yang merupakan satu satunya perusahan perantara alutsista dari Rusia, tulisan ini mengelilingi lambang negara Russia, ditaruh didalam bingkai Kaca dan Kayu, berwarna coklat, mempunyai sandaran dibagian belakan
HTMLText_C671F9E7_DFC8_BD49_41D1_7CB191367B51.html =
Cenderamata dari Paus Yohannes Paulus II Medali ini didapatkan pada saat kunjungan Beliau di Indonesia pada tanggal 9-14 Oktober. Medali berwarna keemasan tanpa pengait, sisi 1 terdapat figur portrait laki-laki menghadap samping dan tulisan "Ioannes Paulus II Pont.Max."; sisi 2 terdapat tulisan
"Seoul-Indonesia-Mauritius, 6-16.X.1989".
HTMLText_C67C29A2_DFC8_BDCB_41A0_0BA883BD914E.html =
Cenderamata dari Paus Yohannes Paulus II
HTMLText_C69B951F_DFD7_CAF9_41D8_4CCCDA8D52CE.html =
Cenderamata dari Parlemen Mesir
HTMLText_C69E9550_DFD7_D546_41D0_23B8325EECE9.html =
Cenderamata dari Parlemen Mesir
Cendera Mata berupa medali berwarna emas cerah yang ditaruh di atas pedestal kayu, sisi 1 terdapat tulisan "The Shoura Assembly 1980"
di bagian tengah bersama dengan ukiran gedung dan tulisan arab; sisi 2 terdapat tulisan.
"The Shoura Assembly with Great Appreciation for your kind Self, President"
HTMLText_C6D0274C_DFC9_755F_41D7_62BB9A198EE7.html =
Medali berwarna perak ini mempunyai tulisan Hamorabis Code in Babylon The First Legislation in History 1792-1750 BC dengan tulisan arab dibagian atasnya, disisi lain bertuliskan National Assembly Republiq of Iraq. Koleksi ini kemungkinan ada ketika DPR melakukan Kunjungan ke Irak saat Saddam Hussein
HTMLText_C6D6071C_DFC9_76FF_41D9_1397C352EB88.html =
Medali National Assembly of Iraq
HTMLText_C718E864_DF37_BB4F_41D9_E3470F2B8F71.html =
Cenderamata Uni Eropa
HTMLText_C71B487C_DF37_BB3F_41CB_289872902886.html =
Cendera mata berwarna keemasan berbentuk medali berwarna biru yang diberi dudukan sehingga bisa diputar, di dalamnya tertuliskan uni Eropa dalam bahasa Inggris, Prancis, dan Jerman
HTMLText_C733BFDD_DF48_B57E_41E1_86A90004FA08.html =
Cenderamata Koin Prancis Medali berwarna perunggu dengan sisi tengah yang lebih tebal. Sisi 1 terdapat tulisan "France" dengan gambar bangunan-bangunan ikonik Perancis; sisi 2 terdapat logo yang berhubungan dengan Perancis dan tulisan "Liberte, Egalite, Fraternite".
Koin didapatkan saat Anggota berkunjung ke Prancis.
HTMLText_C7359FBD_DF48_B539_41C4_075069052E64.html =
Cenderamata Koin Prancis
HTMLText_C73DC0CC_DF39_4B5F_41E1_70B4ECBAD431.html =
Cenderamata Plakat Nekara Vietnam
HTMLText_C749A7E1_DF39_5549_41E0_6C31622AB773.html =
Cenderamata Miniatur Harpa Myanmar
HTMLText_C74BE801_DF39_5AC9_41D6_3446D8046664.html =
Cenderamata miniatur Harpa Myanmar Kotak berwarna merah berbingkai emas bermotif, didalamnya terdapat miniatur alat musiktradisional Myanmar yang sejenis Harpa
HTMLText_C79A6F0D_DF3B_56D9_41CB_57D5F9DBE8C7.html =
Souvenir berwarna putih dengan lambang negara Jerman dibagian satunya bertuliskan Deutscher Bundestag, disisi lainnya seperti codet dengan tulisan KPM Print
HTMLText_C79CAEDF_DF3B_5779_41B9_129D1973BE78.html =
Cenderamata Parlemen Federal Jerman
HTMLText_C7C200EB_DF39_4B59_4185_5954DE313503.html =
Cenderamata Plakat Nekara Vietnam
Cendera mata berupa plakat berwarna perunggu mengkilat berbentuk permukaan timpani nekara khas Vietnam diposisikan berdiri pada pedestaal dan diapit ornamen naga, medali sendiri bermotif hewan, tumbuhan dan manusia, ditopang oleh naga yang berada diatas awan.
HTMLText_C7F84608_DF3F_B6C7_41E2_96796EBB2A97.html =
Cendera Mata berupa medali tanpa pengait berwarna keemasan, sisi nampak terdapat gambar gunung Fuji yang dikelilingi bunga serta diatas gunung terdapat lambang matahari dan dibagian bawah tertulis,
"The House of Representative Japan" dengan tulisan Jepang kecil dibawahnya.
HTMLText_C7FEF5E7_DF3F_B549_41E1_EAF05041380C.html =


Cenderamata Medali House Representative Japan
HTMLText_C80B5890_DF49_5BC7_41D2_20534133F2F4.html =
Cenderamata "Vinca Ladies" Belgrade, Yugoslavia
HTMLText_C80D88AF_DF49_5BD9_41D8_B30097562809.html =
Cendera Mata berwujud patung tanah liat, yang ditempatkan dalam wadah beralas kayu bertutup kaca mika dengan keterangan patung dituliskan pada tiap sisi kanan-kiri mika
HTMLText_C8321DD4_DF59_554F_41E8_3EC4A5DDDDD5.html =
Cendera mata berwujud kepingan amulet berwarna coklat tua, ditempatkan dalam wadah kotak berlapis kanvas krem ukuran 18,5x17x3,5 cm
HTMLText_C8341DC5_DF59_554E_41E6_0269FDE12DB4.html =
Cenderamata
"Volkskammer der DDR" Jerman Timur
HTMLText_C873FD9C_DF49_55FF_41D5_A1E7272579BB.html =
Cenderamata berbentuk medali yang bertuliskan "Constitucion de Espana" yang berarti Konstitusi Spanyol ini berisikan buku bundar Konstitusi Spanyol berbahasa Spanyol tanpa terjemahan. Lebih lanjut dalam link berikut berbahasa inggris.
https://bit.ly/KonstitusiSpanyolEN
HTMLText_C87C8D8D_DF49_55DE_41C1_5C8769A639EE.html =
Cenderamata Medali Spanyol
HTMLText_C8894E64_DF4F_B74F_41EA_0FD962F45350.html =
Cenderamata warna putih dengan aksen pelangi, berbentuk cepuk persegi 8 dengan tutup engsel, berlapik persegi dua-tingkat. Cenderamata ini merupakan kenang-kenangan dari Parlemen Yordania pada waktu diterima bapak M Kharis Suhud ketua MPR/DPR RI pada 23 September 1991.
HTMLText_C88FBE45_DF4F_B749_4169_33B20D7B9844.html =
Cenderamata Jordania
HTMLText_C8D57792_DF49_75CB_41E5_D3A586A5ABE4.html =
Cenderamata dari Museum Nasional Bulgaria
HTMLText_C8D717B1_DF49_75C9_4171_C3852736143A.html =
Cenderamata dari Museum Nasional Bulgaria Koin warna perak, sisi 1 terdapat gambar pria bermahkota menaiki hewan bersayap, sedang memanah hewan semacam anjing; sisi 2 terdapat tulisan :
"Musee National Bulgarie; Medalion Grave sur un vase trezor bulgarie du IXeS".
HTMLText_C93D5404_DF49_CACF_41D5_B7BBEACB4593.html =
Piagam penanda kunjungan Mr. Sergio Mattarella, President of The Republic of Italy, pada 9 November 2015. Terdapat tanda tangan asli yang bersangkutan.
HTMLText_C93FF404_DF49_CACF_41DD_B8882C7D5B1E.html =
Piagam Official Visit Presiden Italia
HTMLText_C99A18EF_DF58_DB59_41E7_C445E93990A6.html =
Cenderamata Plakat Kayu Palestina
HTMLText_C99CC8FF_DF58_DB39_41E7_941763429DB3.html =
Cenderamata ucapan terima kasih dan apresiasi dari Perdana Menteri Palestina melalui PNA atas bantuan data tunai untuk masyarakat Palestina, tertanggal Rabu 5 Desember 2012. Plakat disertai dokumen berupa surat ucapan dan terjemahan
HTMLText_C9A582C2_DF59_CF4B_41E5_88E2B489F094.html =
Cenderamata Plakat Kayu Parlemen India
HTMLText_C9A65770_DF57_7547_41DD_4A4C5BC335EC.html =
Cenderamata Piring Hias Thailand
HTMLText_C9A77780_DF57_75C7_41CE_1C99B285B241.html =
Cendera mata keramik berhiaskan gambar tangan yang memperlihatkan figur-figur maniasi dan bentuk bangunan serta tumbuhan. Piring ditempatkan pada tatakan plastik
HTMLText_C9ABF2E1_DF59_CF49_41E8_8E87E25DF518.html =
Cendera mata berwujud plakat kayu coklat tua dengan hiasan logam berwarna kuning di tengahnya, bertulisan "Parliament of India" dengan tambahan simbol bendera, icon dan lambang khas India lainnya. Terdapat penyangga dan lubang sangkutan di bagian belakang.
HTMLText_C9E4EF25_DF58_F6C9_41DA_33B49B3C5162.html =
Cenderamata Plakat Kayu Perusahaan Industri Turki
HTMLText_C9E6FF34_DF58_F6CF_41D2_8B797C642AFD.html =
Cenderamata berwujud plakat kayu bertangkup (total panjang jika dibuka 38cm) dengan lambang negara Turki dan aksara Arab pada logamnya.
Plakat merupakan tanda kunjungan perusahaan mesin dan industri kimia Turki
HTMLText_CA2263D6_DF78_CD4B_41E7_167D38E6C196.html =
Cenderamata Miniatur Alat-alat Tambang PT Dahana
HTMLText_CA2DD3E6_DF78_CD4A_41DA_DEB91547C2D9.html =
Cendera mata berupa minatur alat-alat yang digunakan pada proses peledakan dalam bidang tambang, konstruksi, minyak dan gas, ditempatkan dalam case mika bening disertai keterangan nama dan fungsi alat-alat tersebut beserta logo perusahaan.
HTMLText_CA444045_DF48_CB49_41BF_52500AADC61B.html =
The 33th General Assembly of AIPA
HTMLText_CA472054_DF48_CB4F_41D2_F62B533E48B3.html =
Album foto berbentuk buku, dicetak pada kertas yang diperkuat dengan karton. Foto-foto merupakan kegiatan AIPA pada 16-22 September 2012 di Jakarta dan Lombok
HTMLText_CA4F3BE1_DF78_DD49_41BD_164BA5BB892E.html =
Album foto berbentuk buku, dicetak pada kertas yang diperkuat dengan karton. Foto-foto merupakan kegiatan selama SEAPAC di Medan pada 23-24 Oktober 2013
HTMLText_CA4FEBE1_DF78_DD49_41B1_2B17852CFBD7.html =
Buku Foto " General Assembly SEAPAC "
HTMLText_CA950ADD_DF48_BF79_41E3_00E5E1AA4535.html =
Piagam penanda kunjungan Dr. Rui Maria de Araujo, Prime Minister of The Democratic Republic of Timor Leste, pada 26 Agustus 2015. Terdapat tanda tangan asli yang bersangkutan.
HTMLText_CA9AFACD_DF48_BF59_41D2_A1F3AF80C26C.html =
Piagam Official Visit Perdana Menteri Timor Leste
HTMLText_CAB3C8E2_DF48_DB4B_41CE_6C2B74AA0240.html =
Piagam penanda kunjungan
Mr. Claude Heche, President of The Swiss Council of States, pada 18 November 2015. Terdapat tanda tangan asli yang bersangkutan.
HTMLText_CABCF8D3_DF48_DB4A_41E5_B97718736983.html =
Piagam Official Visit Presiden Dewan Negara Swiss
HTMLText_CBBD3C5F_DF48_DB79_41D7_584477153003.html =
Pesawat CN 235-220 Cendera Mata persembahan dari PT Dirgantara berwujud Pesawat CN235-220 berwarna abu abu dengan skala 1:75 .
HTMLText_CBBD8C5F_DF48_DB79_41E1_2F78C8390B54.html =
Cenderamata PT Dirgantara, Pesawat CN 235-220
HTMLText_CBC8905A_DF4B_4B7A_41EB_9EFE66CC8591.html =
Koleksi Mahkamah Kehormatan Dewan
HTMLText_CBC8C05A_DF4B_4B7A_41DC_A214AB5F8B55.html =
Koleksi yang terdiri dari 2 set Jubah, 1 Foto, dan 1 Plakat ini merupakan
koleksi dari Mahkamah Kehormatan Dewan. Terlihat di Foto ketika Pimpinan dan Anggota MKD setelah bersidang. Koleksi disumbangkan di tahun 2018 kepada Museum DPR RI.
HTMLText_CBC9A8BB_DF7F_DB39_41E1_F1541378618C.html =
Koleksi Topeng dari Selandia Baru
HTMLText_CBCAC8BB_DF7F_DB39_41BF_515DD05D0C2F.html =
Dua Patung Topeng logam perak berwujud laki-laki perempuan, ditempatkan dalam bingkai coklat dengan plakat logam bertuliskan "Embassy of Republic of Indonesia Wellington-New Zealand".
HTMLText_CBE12996_DF7B_7DCB_41EA_21A331F69272.html =
Cenderamata Miniatur Kapal PT PAL
HTMLText_CBE6D996_DF7B_7DCB_41D8_CED2061A598A.html =
Miniatur Kapal jenis FPB.57M (39x5x16,5) warna abu-abu di dalam kotak kaca beralas kayu dengan daftar spesifikasi kapal dan tulisan "With the Compliments"
HTMLText_CC08881C_DF38_BAFF_41D4_7658B9FA6EA7.html =
Bundel Dok.Pemilihan Pimpinan DPR-GR 17 Mei 1966 Pada 17 Mei 1966 terjadi pergantian pimpinan DPR-GR. Achmad Sjaichu terpilih menjadi Ketua DPR GR
dengan empat wakil ketua terpilih,
antara lain: Mohammad Isnaeni, Ben Mang Reng Say, Moersalin Daeng Mamangung, dan Sjarif Thajeb.
HTMLText_CC0C580D_DF38_BAD9_41EB_D861FDE1B466.html =
Bundel Dok. Pemilihan DPR-GR 17 Mei 1966
HTMLText_CC240D15_DF37_DAC9_41E3_30705833FE46.html =
Buku Hasil Sidang MPRS Tahun 1966
HTMLText_CC386D25_DF37_DAC9_4198_6CBDAE0C9534.html =
Buku Hasil Sidang Umum MPRS Tahun 1966 menjelaskan pembentukan, kedudukan, tugas wewenang, tata tertib, keanggotaan hingga kegiatan Sidang Umum MPRS 1966. Salah satu keputusan penting dalam Sidang Umum MPRS tahun 1966 yaitu tanggapan MPRS terhadap pidato Soekarno berjudul Nawaksara, 22 Juni 1966.
HTMLText_CC82B74A_DF4F_555B_41DD_975AE70D6A08.html =
Lukisan bergambar pelantikan Presiden Soehato ini, merupakan karya Djoko Ketawang yang dibuat pada tahun 1991.
Lukisan ini menggambarkan pelantikan Presiden Soeharto pada 26 Maret 1968 di Gedung Nusantara, MPR/DPR. Disitu, untuk pertama kali Gedung Nusantara MPR/DPR dipakai untuk pelantikan Presiden.
HTMLText_CC849FF0_DF48_D547_41C5_5B202D32B672.html =
Buku Hasil Sidang MPRS Tahun 1968
HTMLText_CC863000_DF48_CAC7_41CB_C7A52EDF0150.html =
Buku Hasil Sidang Umum MPRS Tahun 1968 menjelaskan pembentukan, kedudukan, tugas wewenang, tata tertib, keanggotaan hingga kegiatan Sidang Umum MPRS tahun 1968. Salah satu keputusan penting dalam Sidang Umum MPRS tahun 1968 adalah pengangkatan Soeharto sebagai Presiden RI, 27 Maret 1968.
HTMLText_CC86F72B_DF4F_56D9_41AA_E20F7836D7C3.html =
Lukisan Pelantikan Presiden Soeharto
HTMLText_CD5D1C1E_DF39_5AFB_419B_55F32AA4322E.html =
Partai Peserta Pemilu 2004-2019
HTMLText_CD5EAC2D_DF39_5AD9_41D7_4C4D3976BDBE.html =
Pasca Pemilu 1999 yang menandai awal pemilu di era reformasi, selanjutnya terdapat pemilu yang digelar tiap lima tahun sekali. Pemilu 2004 diikuti oleh 24 partai,
Pemilu 2009 diikuti oleh 38 partai, Pemilu 2014 diikuti oleh 15 partai, dan Pemilu 2019 diikuti oleh 20 partai.
HTMLText_CDBE5035_DF38_CAC9_41C1_4657EF27CEB9.html =
Kursi Pimpinan DPR 1950-1968
HTMLText_CE2277BE_DED7_753A_41D5_F934B9D87607.html =
Partai - Partai peserta Pemilu 1999
HTMLText_CE2387BE_DED7_753A_41D8_F6E42678A92D.html =
Hasil dari reformasi adalah penyelenggaraan pemilu yang demokratis & dapat diikuti oleh banyak partai. Pemilu pertama di era reformasi terjadi pada tahun 1999, diikuti oleh 48 partai dengan daftar pemilih mencapai 118.158.778 orang. Dari 48 partai, terdapat 21 partai yang mendapat jatah kursi DPR RI.


HTMLText_CE58F936_DEDB_BACA_4177_67C36B548F1F.html =
Tahun 1997-1998, Indonesia mengalami krisis ekonomi & politik yang menyebabkan mahasiswa & masyarakat turun ke jalan menuntut turunnya Soeharto dari kursi presiden. Setelah mendengarkan pendapat tokoh-tokoh politik nasional serta keadaan yang semakin genting, Soeharto resmi mundur pada 21 Mei 1998.
HTMLText_CE5B2936_DEDB_BACA_41E5_5BD03AD1DD27.html =
DPR Masa Reformasi
HTMLText_CE605005_DED7_CAC9_41E5_0F8C2C2F72E8.html =
DPR Masa Orde Baru
HTMLText_CE68B1EC_DF39_4D5F_41EA_5DB11A814610.html =
Kotak Suara Pemilu 2014
HTMLText_CE6FE1FB_DF39_4D39_41EB_17B3A74D5202.html =
Di Museum DPR RI, terdapat instrumen pencoblosan Pemilu 2014, yaitu alat peraga kertas suara Pemilu 2014, bilik suara, dan kotak suara yang terbuat dari bahan seng. Kamu dapat mencoba simulasi pemilu yang menyerupai pemilu sesungguhnya.
HTMLText_CE82B9BD_DECB_7D39_41E3_E65E56D57EC0.html =
Palu Sidang Konferensi Asia Afrika
HTMLText_CE86B9CC_DECB_7D5F_41CC_28A8F0E31923.html =
Palu sidang ini dipakai oleh pimpinan sidang Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 di Gedung Merdeka, Bandung.
Setelah KAA selesai, palu ini kemudian diambi lalih oleh MPRS karena Gedung Merdeka yang dahulu menjadi tempat penyelenggaraan KAA kemudian menjadi tempat sekretariat MPRS pada tahun 1960.
HTMLText_CE8D70C2_DF38_CB4B_41D5_98D4C968C10F.html =
Kursi ini dipakai oleh pimpinan DPR dan Presiden serta Wakil Presiden saat berkunjung ke gedung DPR. Dipakai sejak gedung DPR masih di Lapangan Banteng hingga di bekas Gedung KUPAG kurang lebih selama 18 tahun (1950-1968)
HTMLText_CF110D18_DEC9_7AC7_41D6_2799633F054F.html =
Dari tahun 1999 hingga sekarang, periode DPR RI pasca reformasi sudah berlangsung sebanyak lima kali periode atau berganti setiap lima tahun sekali. Periode yang sekarang berlangsung adalah Periode 2019-2024 yang dipimpin
oleh Dr. (HC). Puan Maharani dari Fraksi PDIP.
HTMLText_CF129D09_DEC9_7AC6_41EA_F9E546DF10C8.html =
DPR Hasil Pemilu 2004-2019
HTMLText_CF17BAC6_DEC8_FF4B_41D1_129F9B728A4E.html =
Periode 1999-2004 menjadi periode pertama DPR RI di masa reformasi. Dari hasil Pemilu 1999, terpilih 462 anggota DPR RI dengan jumlah partai terpilih mencapai 21 partai yang kemudian terbagi menjadi 19 fraksi.
Akbar Tanjung dari Fraksi Golkar kemudian terpilih sebagai Ketua DPR RI Periode 1999-2004.
HTMLText_CF1A0AB7_DEC8_FFC9_41DD_463E8800F8FE.html =
DPR Masa Pasca Reformasi
HTMLText_CFC53C1C_DEC8_DAFF_41E3_BFDBA2A70580.html =
Lukisan “Volksraad” (1978) merupakan ciptaan seniman sekaligus anggota DPR Periode 1955-1960,
S. Soedjojono atas permintaan Ketua MPR/DPR Periode 1977-1982, Adam Malik. Lukisan bergaya realisme dan ekspresionisme ini memperlihatkan sosok M.H. Thamrin, yang berpidato di depan anggota Volksraad.
HTMLText_CFC61C0D_DEC8_DAD9_41D6_CA4921F1FCDB.html =
Lukisan Volksraad oleh S. Soedjojono
HTMLText_CFD0926C_DEDB_4F5F_41E2_FB11BAA7F99A.html =
Kesaksian Pengunjung Ketika Reformasi
HTMLText_CFDE527C_DEDB_4F3F_41AC_E5C5AC4BA1E7.html =
Banyak kisah yang terjadi di masyarakat pada masa transisi orde baru ke reformasi tahun 1998. Ada kisah sedih, ada juga kisah suka cita. Pengunjung dapat bercerita kisah ’98 dengan menulis di sticky note dan menempelkannya di dinding yang tersedia.
HTMLText_CFF67A2D_DECB_DED9_41E0_949E132F2DD3.html =
Sejarah Kompleks DPR RI
HTMLText_CFF71A2D_DECB_DED9_41D9_C5E7C357602A.html =
Awalnya Kompleks MPR/DPR/DPD dipergunakan untuk Kompleks CONEFO (lembaga perserikatan bangsa-bangsa). Namun tahun 1967, Jend. Soeharto mengalihfungsikan menjadi Kompleks MPR/DPR. Dibangun pada 19 April 1965, Kompleks MPR/DPR/DPD difungsikan pertama kali pada 19 Maret 1968 untuk
Sidang BP MPRS.
HTMLText_D00BA946_DECF_5D4B_41E7_AAC1F1287A4A.html =
Pada awal diresmikannya Kompleks Parlemen, gedung ini bernama Gedung Grahatama. Gedung ini berfungsi sebagai tempat bersidang dan rapat berbagai komisi dan dipakai pula dalam acara kenegaraan, seperti: Sidang Paripurna Awal Tahun Sidang tiap 16 Agustus, pelantikan Presiden RI, hingga pelantikan anggota DPR. Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD dikenal memiliki tampilan arsitektur yang unik. Ciri khasnya terlihat dari kubah tanpa tiang memancang namun berdiri diatas dua busur memanjang dari depan ke belakang. Atap kubahnya menggambarkan kepakan sayap burung garuda, lambang Negara Indonesia.
HTMLText_D00F0936_DECF_5ACB_41D0_4391D43671B5.html =
Diorama Gedung Nusantara
HTMLText_D0289A8C_DEF9_7FDF_41E4_3A6A12AFFDAC.html =
Pesawat Telepon
HTMLText_D0376A8C_DEF9_7FDF_41E8_C22FA7FE2932.html =
Pesawat telepon ini berjenis rotary dial atau cakram putar dengan model angka huruf Arab dan angka Latin. Pesawat telepon model ini populer sejak tahun 1940-an hingga tahun 1960-an dan digunakan untuk aktivitas kerja Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara medio 1960-an.
HTMLText_D134E2B5_DEA7_B70B_41D7_2BE070EB7D8A.html =
Pada media 1960-an, Presiden Soekarno menggagas berdirinya lembaga internasional bernama Conference of New Emerging Forces (CONEFO). Setelah ide dan konsep terbentuk, maka langkah selanjutnya adalah membangun tempat untuk Sekretariat CONEFO. Soekarno kemudian memilih kawasan Senayan, Jakarta sebagai tempat sekretariat. Soekarno menunjuk arsitek-arsitek ternama di Indonesia untuk merancang kompleks Political Venues CONEFO. Salah satunya adalah Slamet Wirasondjaja yang merupakan arsitek lanskap pertama asal Indonesia. Insinyur Slamet merancang siteplan kompleks secara keseluruhan dan rancangannya kemudian digambar diatas media hardboard berukuran 120 cm x 220 cm dengan warna menggunakan cat plakat.
Lalu, pada 18 Mei 1965, rancangannya tersebut dipresentasikan dihadapan Presiden Soekarno. Soekarno sangat menyukai rancangan Insinyur Slamet dan bangga bahwa Indonesia memiliki seorang arsitek lanskap.
HTMLText_D135B2AA_DEA7_B719_41D6_8FBB0766249D.html =
Siteplan CONEFO
HTMLText_D14CB574_DECF_554F_41E8_416DC898B082.html =
Cawan dan Gelas Minum
HTMLText_D14D9583_DECF_55C9_41DF_96450CCF1557.html =
Tempat air minum ini berbahan dasar kaca/beling. Tempat air minum ini digunakan oleh Presiden, Pimpinan MPRS, dan Pimpinan DPR GR pada era 1960-1965 untuk kegiatan jamuan/resepsi.
HTMLText_D1543432_DEC8_CACA_41D7_846DE1398516.html =
Mesin Ketik portabel ini digunakan untuk keperluan notulensi pada sidang Konstituante periode 1956-1959. Mesin ketik ini diproduksi perusahaan asal Jerman, Olympia Werke AG Wilhelmshaven.
Dalam sejarahnya, mesin ketik model ini mulai dipasarkan hingga ke Hindia Belanda sekitar tahun 1920-an
HTMLText_D154C432_DEC8_CACA_41E1_FF8941F5A8F1.html =
Mesin Ketik
HTMLText_D1A3F063_DED7_CB49_41E5_1E22F72F0F54.html =
DPR masa Orde Baru berlangsung semenjak Pemilu 1971 hingga tahun 1999. Terdapat empat fraksi yang selalu menduduki kursi MPR/DPR, antara lain: Fraksi ABRI (unsur TNI dan Polri), Fraksi Karya Pembangunan (Golkar), Fraksi Persatuan Pembangunan (PPP), dan Fraksi Demokrasi Pembangunan (PDI).
HTMLText_D1B996D1_DEC9_B749_41C7_141ADA14F442.html =
Meja dan Kursi Sidang MPRS
HTMLText_D1BBF6D1_DEC9_B749_41E1_B59B296EF41E.html =
Meja dan kursi ini dipakai untuk sidang dan rapat Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) tahun 1960-an di Gedung Merdeka, Bandung. Dulunya, MPRS pernah berkantor di Gedung Merdeka, Bandung. Meja dan kursi ini dulu juga pernah dipakai untuk Konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung.
HTMLText_DB80D8D4_E4E6_5096_41D9_EF4B6295E302.html =
Podium Sidang BP KNIP Yogyakarta
HTMLText_DB81F8DE_E4E6_5095_41D0_8A3103E9E814.html =
Podium Sidang ini masih satu bagian dengan koleksi Meja dan Kursi Sidang
BP KNIP. Podium ini dipakai, baik untuk anggota Badan Pekerja KNIP maupun pejabat pemerintah seperti Perdana Menteri. Salah satu momen bersejarah yang penting adalah podium ini dipakai oleh Mohammad Hatta dalam pidato fenomenalnya berjudul “Mendayung antara Dua Karang”, 2 Septermber 1948.
Pidato tersebut menegaskan posisi Indonesia dalam tatanan dunia internasional.
HTMLText_F3C1F8B0_EBBD_5F5B_41CD_B4F072B5B429.html =
Cenderamata dari Paus Yohannes Paulus II
Medali ini didapatkan pada saat kunjungan Beliau di Indonesia pada tanggal 9-14 Oktober. Medali berwarna keemasan tanpa pengait, sisi 1 terdapat figur portrait laki-laki menghadap samping dan tulisan "Ioannes Paulus II Pont.Max."; sisi 2 terdapat tulisan
"Seoul-Indonesia-Mauritius, 6-16.X.1989".
HTMLText_F3C328BF_EBBD_5F44_41E0_04CD96892F22.html =
Cenderamata dari Parlemen Mesir
Cendera Mata berupa medali berwarna emas cerah yang ditaruh di atas pedestal kayu, sisi 1 terdapat tulisan "The Shoura Assembly 1980"
di bagian tengah bersama dengan ukiran gedung dan tulisan arab; sisi 2 terdapat tulisan
"The Shoura Assembly with Great Appreciation
for your kind Self, President"
HTMLText_F3C7A8A0_EBBD_5F7C_41D7_66E5B26B47F7.html =
Medali National Assembly of Iraq
Medali berwarna perak ini mempunyai tulisan
"Hamorabis Code in Babylon The First Legislation in History 1792-1750 BC" dengan tulisan arab dibagian atasnya, disisi lain bertuliskan National Assembly Republiq of Iraq. Koleksi ini kemungkinan ada ketika DPR melakukan Kunjungan ke Irak saat Saddam Hussein
HTMLText_F512F7E8_EBBB_50CB_41B4_4771D5DCE4E4.html =
Cenderamata Koin Prancis
Medali berwarna perunggu dengan sisi tengah yang lebih tebal. Sisi 1 terdapat tulisan "France" dengan gambar bangunan-bangunan ikonik Perancis; sisi 2 terdapat logo yang berhubungan dengan Perancis dan tulisan "Liberte, Egalite, Fraternite". Koin didapatkan saat Anggota berkunjung ke Prancis
HTMLText_F52C07E8_EBBB_50CB_41EB_471948215E46.html =
Cenderamata Medali House Representative Japan
Cendera Mata berupa medali tanpa pengait berwarna keemasan, sisi nampak terdapat gambar gunung Fuji yang dikelilingi bunga serta diatas gunung terdapat lambang matahari dan dibagian bawah tertulis "The House of Representative Japan" dengan tulisan Jepang kecil dibawahnya.
HTMLText_F52FB7E8_EBBB_50CB_41D3_918A3DAE7562.html =
Cenderamata Jordania
Cenderamata warna putih dengan aksen pelangi, berbentuk cepuk persegi 8 dengan tutup engsel, berlapik persegi dua-tingkat.
Cenderamata ini merupakan kenang-kenangan dari Parlemen Yordania pada waktu diterima bapak M Kharis Suhud ketua MPR/DPR RI pada 23 September 1991.
HTMLText_FD3FFBAA_E9D4_B14F_41EB_C292151CC350.html =
Cenderamata Medali Spanyol
Cenderamata berbentuk medali yang bertuliskan "Constitucion de Espana" yang berarti Konstitusi Spanyol ini berisikan buku bundar Konstitusi Spanyol berbahasa Spanyol tanpa terjemahan. Lebih lanjut dalam link berikut berbahasa inggris.https://bit.ly/KonstitusiSpanyolEN
HTMLText_FD63839E_DEB5_0928_41DD_FE70DF9C0E26.html =
DPR Hasil Pemilu 1955 dibubarkan oleh Presiden Soekarno pasca Dekrit Presiden RI 1 Juli 1959. Setelah itu, DPR mengalami masa transisi hingga 25 Juni 1960. Pada masa transisi tersebut, terdapat konflik antara DPR dengan Presiden mengenai penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sehingga Presiden memutuskan membubarkan kembali DPR masa transisi. Pada 25 Juni 1960, dibentuklah DPR Gotong Royong yang keanggotaannya tidak dipilih melalui Pemilu, namun ditunjuk oleh Presiden maupun diajukan kepadanya. Keanggotaan DPR Gotong Royong terdiri dari lima unsur golongan yang ditetapkan, antara lain: Nasionalis, Islam, Kristen-Katolik, Komunis, dan Karya (Angkatan Bersenjata, Islam, Pembangunan Materiil dan Spirituil). Kedudukan DPR Gotong Royong berada di bawah Presiden, hal ini dilihat dari posisi Ketua dan Wakil Ketua DPR yang dimasukan dalam jajaran menteri di dalam kabinet. Sehingga, DPR tidak leluasa mengontrol jalannya pemerintahan di masa itu.
HTMLText_FD66A38F_DEB5_0928_41DA_5EE26C8DEB92.html =
DPR Gotong Royong
HTMLText_FDE89FA2_DEBD_3919_41DF_335A4124EB68.html =
DPR Gotong Royong Transisi
HTMLText_FDEE7FB2_DEBD_3978_41E0_44EB5992C3F9.html =
Pasca Peristiwa G 30S, 30 September 1965, terjadi perubahan secara besar-besaran terhadap konstruksi politik di Indonesia. Segala unsur politik yang melibatkan Partai Komunis Indonesia (PKI), dihilangkan. Termasuk pula DPR Gotong Royong, seluruh anggota DPR yang berafiliasi dengan PKI atau unsur komunis lain, diberhentikan.
Masa transisi terjadi pada tahun 1965 hingga 1971.
Pada masa tersebut, DPR berupaya kembali ke muruahnya sebagai lembaga setingkat eksekutif. Contohnya, pada 17 Juni 1966, DPR secara independen memilih pimpinannya sendiri. Sebelumnya, sejak dibentuk DPR GR pada 25 Juni 1960, pimpinan DPR dipilih dan ditetapkan oleh Presiden.
HTMLText_FE55D153_EB55_D1DC_41E7_1C72D96D8D0F.html =
Palu sidang Konferensi
Asia Afrika
Palu sidang ini dipakai oleh pimpinan sidang Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 di Gedung Merdeka, Bandung. Setelah KAA selesai, palu ini kemudian diambil alih oleh MPRS karena Gedung Merdeka yang dahulu menjadi tempat penyelenggaraan KAA kemudian menjadi tempat sekretariat MPRS pada tahun 1960.
HTMLText_FF433062_DD77_0718_41D7_E2C95422BC93.html =
KNIP
HTMLText_FF4EA062_DD77_0718_41E3_29BD04A85F8D.html =
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) merupakan lembaga parlemen pertama yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia. KNIP berdiri pada 29 Agustus 1945 yang bertepatan pada pelantikan anggota KNIP di Gedung Schouwburg, Jakarta (sekarang Gedung Kesenian Jakarta). Kemudian, tanggal 29 Agustus dirayakan sebagai hari ulang tahun DPR RI. Sebagai lembaga legislatif, KNIP bertugas menyusun Undang-Undang, mengawasi kinerja pemerintah, dan juga menetapkan anggaran negara meski dalam kondisi perang. Karena kondisi perang yang terjadi, sekretariat KNIP harus berpindah-pindah, mulai dari Jakarta, Solo, Purworejo, Malang, dan Yogyakarta. Pasca berdirinya Republik Indonesia Serikat (RIS) hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB), 27 Desember 1950, KNIP kemudian menjadi lembaga legislatif untuk negara bagian Republik Indonesia yang berkedudukan di Yogyakarta. Masa bakti KNIP harus berakhir pada 16 Agustus 1950, setelah reunifikasi negara-negara bagian kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
HTMLText_FFC674A1_DE8F_0F18_41BC_AECA00C7BF1D.html =
DPR Parlementer (1950-1959)
HTMLText_FFC734A1_DE8F_0F18_41AD_FB086A031FA0.html =
Pada kurun waktu 1950-1959, Indonesia mengaplikasikan sistem pemerintahan Demokrasi Parlementer dimana DPR menjadi ‘aktor utama’ dalam pemerintahan. Kekuasaan DPR sangat kuat karena nasib suatu kabinet sangat ditentukan oleh suara Anggota Dewan. Setidaknya, tujuh kabinet silih berganti di kurun waktu tersebut. Masa Demokrasi Parlementer berakhir pada 1 Juli 1959 setelah Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden. Setelah itu, Indonesia memakai sistem politik Demokrasi Terpimpin dimana kekuasaan eksekutif lebih besar dibanding legislatif.
### Tooltip HTMLText_F3C328BF_EBBD_5F44_41E0_04CD96892F22.toolTip = https://sweathomestudio.com/360/mesir/ ## Media ### Title panorama_040CBC4A_26AE_AF11_41B8_71B1E2BA874F.label = R0010180_filtered panorama_059C4129_26A2_9913_41B3_CD8096B4006C.label = R0010169 panorama_0F83F14A_26E5_F911_41B5_52A598AB3C1F.label = R0010171_filtered panorama_1506DB0D_26EE_A913_41A3_E5120CE60FA9.label = 1 panorama_3809EB54_26AD_A931_41B4_C0073BD207FD.label = R0010174_ganti panorama_394A3FC5_26A2_6913_41BD_D4580BF761A0.label = R0010185_filtered panorama_39AFDB92_26A2_A931_41A0_95CC6D6B4F8A.label = R0010153 panorama_39DCB974_26A2_E9F1_41BC_8F009A04A2DA.label = R0010142_filtered panorama_39E7EBC0_26AF_A910_41AE_C21CFE936BFE.label = R0010175_filtered panorama_39FB692C_26A2_A910_41AF_F3419BBDC248.label = R0010188_filtered panorama_3A138544_26A2_9911_41A6_3A5E9E462C52.label = R0010150 panorama_3A3AEC5C_26A6_EF31_41C1_D9B5FE72BA08.label = R0010184_filtered panorama_3A793DDC_26A6_6931_4196_6385F9B3ADAC.label = R0010183 panorama_3A7C610A_26AD_9911_41B8_A8058056AB28.label = R0010190_filtered panorama_3B6759D9_269D_E933_41C0_541205871D30.label = R0010149_filtered panorama_C7295927_DF9C_75BD_41E8_BFFB19784269.label = R0010177 panorama_C72A477D_DF9C_7D92_41E1_F606FFBC1C46.label = R0010145_filtered panorama_C72F5593_DF94_3C95_41DF_74A7BD58D5A1.label = 4 panorama_C740AEAC_DF9C_0CB3_41E6_32875B7B25F5.label = R0010154 panorama_C740FFAE_DF9C_0C8E_41D5_1278F4FDD50F.label = R0010156 panorama_C7410691_DF93_FC92_41D5_A4EFD0E50C85.label = 12Layer 0 copy panorama_C741205F_DF9C_138D_41D1_CF99C83E9C8E.label = R0010157 panorama_C74195B4_DF9C_7C92_41D2_B628E4FEB35A.label = R0010168 panorama_C74257D3_DF9C_1C95_4174_D14135D9C187.label = R0010147_filteredini panorama_C7464762_DF9C_3DB7_41D3_A72CEC06216C.label = R0010143_filtered panorama_C746B63C_DF94_1F93_41B2_9057F03D15BA.label = 5 panorama_C74769FC_DF9C_3493_41E6_B32B47E35F9B.label = R0010148ini panorama_C747E532_DF94_1D96_41E2_FD4F311C650C.label = 3 panorama_C74829CD_DF9C_14F2_41DF_F607C1F2D3DD.label = R0010179_filtered panorama_C74C9F21_DF9C_0DB2_41E8_258059A14D80.label = R0010155 panorama_C750DCB4_DF9C_0C92_41E3_36C79B80C61B.label = R0010151 panorama_C754A4EC_DF9C_1CB2_41E9_210DC5C13745.label = R0010163 panorama_C756515C_DF9D_F592_4194_4F0A42D22DC8.label = R0010159 panorama_C757176D_DF9C_1DB2_41D3_7434CAFDC235.label = R0010144_filtered panorama_C75736EE_DF9C_3C8F_41E3_A43AFADCC1FA.label = R0010170 panorama_C7574353_DF9C_3595_41E7_575D45E342EE.label = R0010161 panorama_C759A426_DF94_73BF_41E8_1DFC06F17799.label = 2-1 panorama_C762027B_DF9C_1796_41C3_5C62992C172E.label = R0010160 panorama_C77BD385_DF94_157D_41E8_485DF7A9C8ED.label = 1-12 video_925F87CC_F0CB_AEF3_41CC_47C1855161B4.label = TV Panel#3_Kunjungan Presiden USSR_compressed video_93E8CDD3_F0C8_A295_41E2_9E487E73DE98.label = TV Panel#4_Pelantikan DPR GR_compressed video_94DF233D_F0C8_678D_41D2_2B5D622603FB.label = Video Diorama Gedung DPR_compressed video_95B9FDFF_F0C9_A28D_41EB_396C3E15FBD6.label = TV Panel#2_Persiapan Pemilu 1955_compressed video_A9F72F52_F0CB_9F95_41E0_52837D0CFBEA.label = Video Profile Museum DPR RI dekat pintu masuk_compressed video_AED81E08_F0C8_E173_41ED_AA6A7F65D6F3.label = TV Panel#4_Pelantikan DPR GR_compressed video_AFC67846_F0CB_A1FC_41E8_34B705442EA4.label = TV Panel#1_Mulanya Volksraad_compressed video_D1B68C7C_F560_E6B1_41BB_3AA0403992A5.label = 1978 final_compressed video_D49F8713_F560_E277_41D5_5AE5D42B4E4D.label = 16 Agustus ## Popup ### Body htmlText_C492A70D_F5A1_E252_41EC_3680928AD6C9.html =


htmlText_C657024F_F5A1_E2EF_41D8_A5D9C440A4CA.html =


htmlText_C7E8181C_F5A0_6E71_41E6_F0F5422D3530.html =


htmlText_DB58AF05_F5A0_2253_417D_0BB83F97E377.html =


## Hotspot ### Tooltip HotspotPanoramaOverlayArea_1781823B_18B2_9F13_41A0_913FF1671CCC.toolTip = play/stop video overlay_A8799A83_F0C8_617B_41E7_825C23997916.toolTip = click for play/pause video overlay_A936F249_F0C8_E1F4_41CC_FD08A9FBBB63.toolTip = click for play/pause video ## Action ### URL LinkBehaviour_100D0AB8_0906_59B3_417A_CE583E06BDD7.source = https://twitter.com/museumdpr?s=09 LinkBehaviour_100D2AB7_0906_59BD_415E_E9CC6D46B7B0.source = https://instagram.com/museumdpr?utm_medium=copy_link LinkBehaviour_100D7AB8_0906_59B3_4198_940E282F104F.source = https://www.facebook.com/museumdpr/